Buscar

Páginas

NILUN'S DIARY ( part 2 )


16 Juli 2009
“Memulai hari dengan sebuah senyuman adalah sesuatu yang kecil tetapi bermanfaat untuk memberi semangat pada diri sendiri. Walau mungkin di pagi ini, kita telah melakukan kesalahan. Tapi, tak mengapa. Lupakan saja itu, dan jalani hari dengan senyuman dan semangat. Dengan kepercayaan itu, pasti hari yang kita lalui akan lebih baik.” Itulah sepenggal tulisan yang kubaca di sebuah surat kabar pagi ini. Bisakah aku melakukannya? Di saat semua masalah ini semakin menggunung dan rumit, bisakah aku tetap tersenyum? Senyum apakah yang akan kuberikan? Senyum pahit kah? Rasanya senyum pahit sja tak bisa ku lakukan, apalagi senyum manis.


17 Juli 2009
Ikhlas…..mungkin memang satu hal yang sulit. Apalagi mengikhlaskan sesuatu yang sangat berarti bagi kita. Itulah yang kuhadapi saat ini. Satu hal yang sangat berarti dalam hidupku telah hilang. Ya, satu hal yang sangat sulit untuk ku relakan. Tapi, apa dayaku, dia telah pergi. Pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Apa yang dapat ku perbuat? Tak ada! Tak ada lagi yang dapat ku perbuat, nasi telah menjadi bubur, tak mungkin dapat kembali menjadi beras. Haruskah aku mwngikhlaskannya? Tapi mengapa itu begitu sulit bagiku? Ya Allah, apa yang harus ku perbuat?

18 Juli 2009
AKU INGIN DIA KEMBALI

TAPI, AKU TAHU ITU TAK MUNGKIN TERJADI


19 Juli 2009
Gagal, aku telah gagal dalam hidup ini. Rasanya aku ingin mengakhiri saja semua sandiwara ini. Ya, sandiwara dunia yang memuakkan ini. Apalah artinya aku hidup lagi, jika hanya jadi bahan cemoohan mereka saja. Seolah aku ini sesuatu yang tak berguna, yang tak pantas hidup di dunia ini. Ah…rasanya aku ingin menyumpal mulut mereka dengan sampah, sama seperti ucapan mereka yang tak ubahnya seperti sampah.

To be continued

0 komentar:

Posting Komentar